Masukan Kata Kunci Dalam Mencari

Senin, 26 November 2012

Salah Kaprah Tafsiran Syiah (1) : Tafsir QS.Ali Imran : 143-144


وَلَقَدْ كُنتُمْ تَمَنَّوْنَ الْمَوْتَ مِن قَبْلِ أَن تَلْقَوْهُ فَقَدْ رَأَيْتُمُوهُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ. وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَن يَنقَلِبْ عَلَىَ عَقِبَيْهِ فَلَن يَضُرَّ اللّهَ شَيْئاً وَسَيَجْزِي اللّهُ الشَّاكِرِينَ

Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul . Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
(QS.Ali Imran : 143-144)


Syiah telah salah kaprah dalam menafsirkan Al Qur’an Surat Ali Imran ayat  143-144, Syiah terutama kalangan Rafidhoh menggunakan ayat tersebut dalam mengkafirkan para sahabat. Mereka menyangka berdasarkan ayat tersebut bahwa  kebanyakan para sahabat sepeninggal Rasulullah saw telah murtad, adapun sebagian kecil sajalah yang masih islam. Sebagian kecil yang masih islam itu adalah orang-orang yang bersyukur, dimana jumlahnya hanya sedikit. Sebagimana firman Allah swt :
وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

"Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih"(QS.Saba' : 13)

          Mereka bersikukuh bahwa ayat kemurtadan ini ditunjukan kepada para sahabat secara langsung yang hidup dimasa Rasulullah saw di Madinah, dan para sahabat ini langsung dituduh murtad setelah Rasulullah saw wafat. Yaitu dikala Abu Bakar dipilih menjadi Khalifah (pengganti kekuasaan dalam islam) oleh para sahabat yang mulia. Dalam hal ini sasaran akan takfir Rafidhi adalah Abu Bakar serta orang yang merestui kekhalifahanya layaknya Umar dan Utsman.
          Demi Allah yang maha mengetahui, sesungguhnya pemahaman mereka ini telah menyimpang jauh sejauh petunjuk atas kesesatan. Maka dari itu akan dipaparkan bagaimana tafsiran yang benar dalam rangka membantah pemahaman sesat Rafidhi tersebut.

Sanggahan Pertama : Dilihat dari Tafsir dan Sebab Turunya Ayat

          Ath Thabari meriwayatkan dalam tafsirnya dari Adh Dhahak, mengenai firman Allah swt :
 وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul ”.(Ali Imran : 144)
          Ia menafsirkan, “Mereka adalah orang-orang yang masih mengidap penyakit kemunafikan dan ragu-ragu. Sewaktu orang-orang lari dari Nabi saw, ketika pelipis Nabi saw terluka. Mereka berkata, “Muhammad terbunuh !kembalilah kepada agama kalian semula !,” inilah maksud firman Allah swt :

أَفَإِن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انقَلَبْتُمْ

Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?” (Ali Imran : 144)[1]

          Maksudnya adalah ketika mereka (orang-orang munafik) berperang bersama Nabi saw, salah seorang diantara mereka melihat pelipis Nabi saw terluka. Dan disangkalah oleh mereka bahwa Nabi saw akan mati dan umat islam akan kalah, maka ia menyerukan berita bahwa Muhammad saw telah mati dan menyuruh kaum muslimin lainya untuk murtad saja pada agama sebelumnya, sebab islam tidak lagi ada sebagaimana ketidak adanya nabinya sebab telah mati.
          Tafsiran ini juga diperkuat oleh riwayat yang mutawatir, dimana sebab turunya ayat ini (Ali Imran : 144) adalah berkenaan dengan teriakan setan bahwa :”Muhammad telah mati” dalam perang Uhud. Sebagaimana sebab turunya ayat ini sudah diabadikan oleh Jalaludin As Suyuti dari riwayat Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Rabi’, diriwayatkan pula oleh Al Baihaqi di dalam kitab ad Dalaa’ilun Nubuwah yang bersumber dari Abu Najih[2], diriwayatkan pula oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari ‘Umar , Ibnu Juraij dalam kitab Al Intishar li Ash-Shuhb wal Al, dan yang terakhir diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Al ‘Aufi, yang bersumber dari Sahabat Ibnu Abbas. Yang kesemua riwayat itu menjelaskan tentang situasi perang Uhud, dimana manusia munafik yang berwatak setan meneriakan “Muhammad telah mati” agar kaum mukminin tergoncang imanya dan meyerah serta murtad (keluar dai islam dan kembali ke agama semula).[3]
          Inilah pentingnya mengetahui asbabun nuzul atas suatu ayat Qur’an, agar tidak salah memahami dan menerapkan. Sebagaimana orang Syiah adalah orang pendengki yang bodoh tidak paham ilmunya Allah swt, dikarenakan mereka bodoh akan pengetahuan sebab turunya ayat mereka salah dalam memahami ayat ini. Mereka menyematkan ayat yang ditunjukan kepada orang munafik dan menghukuminya untuk orang-orang beriman. Inilah kekeliruan dan kesesatan yang jelas dilihat dari segi ilmu, bukan kebodohan dan kedunguan. Melihat akan kedunguan dan kesesatan Syiah Rafidhoh ini dari segi sifat menyematkan ayat, mirip dengan Khawarij yang gemar menyematkan ayat yang ditunjukan kepada orang kafir, munafik dan musyrik kepada kaum mukiminin. Intinya dari segi ilmu asbabun nuzul pandangan si dungu Syiah Rafidhoh ini salah dan tidak benar, dimana ayat ini digunakan untuk menghukumi kaum mukiminin layaknya Abu Bakar As Shidiq dan lainya.

(bersambung . . . .insyaAllah Tanggal 1-12-2012)



                [1] Tafsir At Thabari, 3/455
                [2] Menurut Imam Al Baihaqi riwayat An Najih ini dhoif, meski demikian banyak riwayat lain yang serupa yang menunjukan kesahihanya.
                [3] Lihat :  Lubaabun Nuquul fi Asbabun Nuzul,Jalaludin As Suyuti, hlm.48. Al Intishar li Ash-Shuhb wal Al, hlm. 322 dan Asbabun Nuzul, K.H. Q Shaleh dkk, hlm.155-166

1 komentar: